Minggu, 07 April 2013

Sistem Bilangan Romawi


Walau terkesan ‘mudah’, sering sekali saya menjumpai siswa atau bahkan orang dewasa yang mengalami kesulitan membaca dan menuliskan bilangan romawi. Padahal sistem ini sering digunakan misalnya pada penulisan ilmiah, bab dan halaman buku, dan lain-lain.
 Sistem bilangan romawi tidak mengenal angka 0 seperti sistem Arab-India yang kita gunakan saat ini. Karena itu penulisan dengan sistem ini lebih rumit. Beberapa bentuk dasar yang harus dihafalkan adalah :
I bernilai 1.
V  bernilai 5.
X  bernilai 10.
L  bernilai 50.
C bernilai 100.
D bernilai 500.
M bernilai 1000.
Berikut tata cara penggunaannya:
1. Pengulangan huruf hanya berlaku pada 1, 10, 100 dan seterusnya. Misalnya 200 ditulis sebagai CC dan tidak bisa 100 ditulis sebagai LL.
2. Pengulangan pada poin 1 di atas hanya berlaku maksimal tiga kali. Misalnya XXX berarti 30 tapi tak ada XXXX.
3. Lambang yang di depan bermakna pengurang lambang di belakangnya. Contoh IX berarti (10-1=9) dan XL berarti (50-10=40).
4. Poin 3 berlaku pada lambang yang berdekatan dan tak berlaku jika loncat. Contoh 99 tidak bisa ditulis dalam bentuk IC (100-1) karena letak I dan C tidak ‘berdekatan’.
5. Jika lambang yang lebih besar berada di depan lambang lebih kecil bermakna tambah, misalnya nilai 110 dilambangkan dengan CX.
6. Untuk bilangan yang lebih besar atau sama dengan 5000 maka terjadi pengulangan lambang di atas dengan penambahan garis di atas huruf. Garis tersebut berarti ‘dikalikan’ 1000. Jadi lambang V dibaca (5×1000=5000) demikian seterusnya.

Contoh:
MDCXXI dibaca 1621 (M bernilai 1000, DC bernilai 500+100 atau 600, XX bernilai 20 dan I bernilai 1).
MCXCVIII dibaca 1198 (M bernilai 1000, C bernilai 100, XC bernilai 100-10 atau 90 dan VIII bernilai 5+3 atau 8).
MMLXXIV dibaca 2074 (MM bernilai 2000, tak ada nilai ratusan, LXX bernilai 70 dan IV artinya 5-1 = 4)
Mudah bukan? :)

Sekarang bilangan berapakah ini MCDLXXXIX?



http://pintarmatematika.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar